Ponorogo, 22 April 2025 — Program Doktor (S-3) Studi Islam IAIN Ponorogo kembali menunjukkan komitmennya dalam membimbing mahasiswa secara intensif melalui kegiatan Klinik Proposal Disertasi. Klinik pertama diselenggarakan khusus bagi salah satu mahasiswa angkatan pertama, yaitu Mukhlas Habibi.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Kelas S-3 Pascasarjana IAIN Ponorogo ini menjadi wadah akademik penting dalam proses penyempurnaan rancangan penelitian disertasi. Mukhlas Habibi, yang juga dikenal sebagai pengasuh Ma’had IAIN Ponorogo, mempresentasikan rancangan disertasinya yang mengangkat tema tentang Tasawuf Sunni.
Klinik proposal ini dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi S-3 Studi Islam, Dr. Basuki, M.Ag., yang bertindak sebagai ketua sidang. Hadir sebagai penguji sekaligus calon promotor, Prof. Dr. Sutoyo, M.Ag., sementara Sekretaris Prodi, Dr. Edi Irawan, M.Pd., berperan sebagai sekretaris sidang.
Acara dimulai dengan pemaparan sistematis oleh Mukhlas Habibi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga metodologi yang akan digunakan dalam studi multi kasus tersebut. Penelitian ini berfokus pada upaya menggali dan mengaktualisasikan ajaran-ajaran tasawuf dalam konteks pendidikan akhlak santri di dua pondok pesantren besar di Ponorogo.
Setelah pemaparan, sesi tanya jawab berlangsung interaktif dan penuh nuansa akademik. Para penguji memberikan catatan kritis, pertanyaan substansial, dan masukan konstruktif terkait aspek teoritik, pendekatan metodologis, serta kontribusi ilmiah yang diharapkan dari penelitian tersebut.
“Penelitian ini sangat kontekstual dan relevan dalam menjawab tantangan krisis akhlak di era modern. Namun, perlu ada penguatan pada kerangka konseptual tasawuf serta penajaman aspek komparatif antar pondok pesantren,” ujar Prof. Dr. Sutoyo dalam komentarnya.
Di akhir sesi, para penguji memberikan sejumlah rekomendasi strategis untuk pengembangan proposal disertasi, baik dari segi kedalaman analisis maupun kejelasan struktur penulisan. Klinik proposal ini menjadi bagian penting dalam tahapan akademik mahasiswa doktoral, sebelum menuju seminar proposal dan tahapan lanjutan.
Dr. Basuki, M.Ag., menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan terus difasilitasi secara berkala guna memastikan kualitas riset mahasiswa, serta membangun tradisi akademik yang kuat dan kolaboratif di lingkungan Program Doktor Studi Islam.
“Klinik ini bukan hanya ruang evaluasi, tetapi juga ruang tumbuh bersama secara ilmiah. Kami ingin memastikan setiap mahasiswa doktor menghasilkan karya yang tidak hanya akademik, tapi juga berdampak pada masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan harapan agar penelitian Mukhlas Habibi dapat berjalan dengan lancar dan memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan pesantren berbasis nilai-nilai spiritual dan moral Islam.